Rabu, 16 November 2016

asuhan keperawatan anak toilet training

STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. B DENGAN TOILET TRAINING PADA KELUARGA TN. M DI DESA NGUMPAK DALEM KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO















Dosen Pengampu:
Ns. Ahmad Zainal Abidin, S. Kep

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3 SEMESTER VI-B
  1. BERYL YUDHA KURNIAWAN (01314012)
  2. NOVITA WULANDARI (01314047)
  3. SRI ERNAWATI (01314055)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA HUSADA
BOJONEGORO
2016



KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr. wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan studi kasus ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. B DENGAN TOILET TRAINING PADA KELUARGA TN. M DI DESA NGUMPAK DALEM KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO.” Dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah homecare dan tentunya untuk memberikan keperawatan yang komprehensif kepada keluarga terutama dalam membina keluarga mengelola status kesehatan anggota keluarga.
Selesainya penyusunan studi kasus ini tentunya tidak luput dari dukungan beberapa pihak. Sehingga perkenankan kami untuk mengucapkan rasa terimakasih kepada:
  1. Orang tua kami yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk menempuh pendidikan di bidang kesehatan khususnya keperawatan.
  2. Ns. Ahmad Zainal Abidin, S. Kep yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
  3. Teman-teman semester 6 yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, studi kasus ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai penyusunan studi kasus ini sangat diharapkan oleh penulis.
Wassalammua’alaikum wr.wb.
Bojonegoro, 15 Juli 2016

Penulis









DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
PLAN OF ACTION
INFORMED CONSENT
DAFTAR ISI…………………………………………………………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang................................................................... 1
    2. Rumusan Masalah.............................................................. 2
    3. Tujuan................................................................................ 2
    4. Manfaat .............................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
  1. Laporan Pendahuluan...................................................... 4
  2. Teori Keperawatan Florence dan Martha E Rogers........ 7
BAB 3 GAMBARAN KASUS
    1. Pengkajian......................................................................... 9
    2. Diagnosa Keperawatan..................................................... 15
    3. Intervensi Keperawatan..................................................... 16
    4. Implementasi Keperawatan............................................... 19
    5. Evaluasi Keperawatan....................................................... 20
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................ 23
BAB 5 PENUTUP..............................................................................
4.1 Kesimpulan....................................................................... 25
4.2 Saran................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 3. Absensi Konsultasi
Lampiran 4. Absensi Kegiatan...................................................................................
 


BAB 1
PENDAHULUAN
    1. Latar belakang
Orang tua mempunyai tanggung jawab dalam memberi kasih sayang kepada anak mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anak dengan benar dalam kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Kasih sayang orang tua sangat dibutuhkan oleh anak, orang tua harus mempunyai komitmen “kualitas waktu” dengan anaknya dengan menghabiskan waktu bersama-sama dengan anak seperti bermain dan membaca. Disamping itu orang tua juga bertanggung jawab dalam mendidik dan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari kepada anak sejak dini. Sebagai orang tua yang masih memiliki anak balita pasti mengalami kondisi ketika anak memiliki kebiasaan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) tidak pada tempatnya baik terjadi saat bermain atau sedang tidur. Orang tua kadang merasa repot dibuatnya.
Kebanyakan anak yang mengompol tidak mempunyai perkembangan kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap kandungan kemihnya pada saat tertidur dan hal ini dapat diperbaiki dengan latihan. Toilet training merupakan hal yang penting pada masa balita. Pada beberapa anak mungkin melakukan toilet training tanpa menemukan adanya masalah, tetapi beberapa anak lainnya akan mengalami kesulitan.Kebanyakan anak seringkali kesulitan untuk dilepaskan dari ketergantungannya terhadap popok sekali pakai. Sebagian besar ibu selalu kebingungan dalam melatih kepekaan si kecil untuk buang air kecil dan buang air besar secara benar di toilet.
Mengajarkan toilet training pada anak gampang-gampang susah. Namun demikian sebagai orangtua tetap perlu mengajarkan pada anaknya. Untuk mengajarkan toilet training pada anak bisa dimulai sejak usia 1 sampai 3 tahun.


    1. Rumusan masalah
Bagaimana cara menyampaikan Toilet training dirumah pada anak yang memiliki masalah defisit perawatan diri : Eliminasi dengan bantuan orang tua?”
    1. Tujuan
      1. Tujuan Umum
Mengetahui secara umum cara penyampaian toilet training di rumah pada anak yang memiliki masalah defisit perawatan diri : Eliminasi dengan bantuan orang tua.
      1. Tujuan Khusus
  1. Megetahui secara rinci mengenai Toilet training, mulai dari pengertian, tahapan, faktor yang mempengaruhi kesiapan anak, hal yang perlu di perhatikan, Dampak latihan toilet training
  2. Menentukan teori yang tepat untuk penyelesaian masalah yang muncul dalam sebuah keluarga
  3. Merumuskan intervensi dari masalah yang muncul
  4. Dapat menjalankan intervensi dan mengaplikasikannya pada anak yang ada dalam keluarga binaan
  5. Mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan
    1. Manfaat
Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh toilet training anak dalam sebuah keluarga









BAB 2
TINJAUAN TEORI

    1. KONSEP DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK
      1. Pengertian
Menurut Depkes RI (1997), pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Menurut Soetjiningsih (1997), pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bida diukur dengan berat, ukuran panjang. Sedangkan menurut Soetjiningsih (1995), perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
(Medical book,2015)

      1. Faktor yang Mempengaruhi
  1. Faktor Genetik : berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa
  2. Gizi dan Penyakit
  • Pertumbuhan dapat terganggu bila jumlah salah satu jenis zat yang mencapai tubuh berkurang
Misalnya : gangguan pertumbuhan terlihat pada kwashiorkor dan infeksi cacing bulat
  • Pertumbuhan yang baik juga bergantung pada kesehatan organ-organ tubuh
  1. Faktor Lingkungan
  • Faktor Pre-Natal
Gizi pada ibu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksi embrio
  • Faktor Post Natal
  1. Faktor lingkungan biologis
  2. Faktor lingkungan fisik
  3. Faktor lingkungan sosial
  4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat
      1. Aspek Perkembangan Anak
Menurut Depkes (2006), ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau, yaitu :
  1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dsb.
  2. Gerak halus atau motoric halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.
  3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara berkomunikasi, mengikuti perintah dsb.
  4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan saat selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,dsb. (Depkes RI ,2005)




    1. TOILET TRAINING
      1. Pengertian
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar.
(Alimul ;2012)
Toilet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan- 2 tahun. Dalam melakukan latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapa baik secara fisik, psikologis, maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar atau kecil secara sendiri.
(Alimul ;2012)
      1. Cara Toilet Training pada Anak
  1. Teknik lisan
Merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan besar. Cara ini kadang-kadang merupakan hal biasa yang dilakukan pada orang tua akan tetapi apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil atau buang air besar dimana dengan lisan ini persiapan psikologis anak akan semakin matang dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar.
  1. Teknik modeling
Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar dengan cara meniru untuk buang air besar atau memberi contoh. Cara ini juga dapat dilakukan degan memberikan conth-contoh buang air kecil dan buang air besar atau membiasakan buang air kecil dan besar secara benar.

      1. Trik Toilet Training
  1. Pastikan Balita siap
Kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 th. Tandanya antara lain : dapat duduk tegak, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami intruksi sederhana dan bisa mengatakan keinginannya
  1. Biasakan kegiatan kamar mandi
Mulai kenalkan dan biasakan anak pipis dan buang air besar (BAB) di toilet. Ajak anak, ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet
  1. Atur Jadwal
Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya anak biasa BAB sekitar pukul 9 pagi dan pipis 2 jam sekali.
  1. Konsisten
Konsisten membimbing balita akan membuat cepat paham dan makin trampil memakai toilet
  1. Pakai cara seru
Menempatkan boneka atau gambar favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar anak selalu gembira dan selalu bersemangat melakukan toilet training
  1. Beri pujian
Hadiahi dengan pujian, rayakan bila anak berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar
      1. Dampak Toilet Training
Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak . Hal ini juga dapat terjadi apabila orang tua sering memarahi anak pada saat buang air besar atau kecil, atau melarang anak saat bepergian. Selain itu tindakan seperti ini juga dapat membuat anak trauma akan suatu hal.

      1. Komunikasi yang efektif untuk Toilet Training
1. Komunikasi saat anak mudah untuk tersugesti
¨ Ketika anak menjelang tidur atau menjelang bangun
¨ Ketika anak lagi asyik bermain dan menonton TV
¨ Ketika anak sedang melamun
¨ Ketika anak sedang menangis atau marah
2. Perhatikan teknik komunikasi pada anak
· Dengan kata-kata yang positif
· Diulang-ulang
· Hindari kata “jangan” dan “tidak

    1. TEORI MODEL
Teori model yang kelompok gunakan adalah Teori Model Konseptual Lingkungan (Florence Nightingale,1859)
Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal dengan istilah environmental model. Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan, dan perawat berupaya memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa pemberian udara bersih dan segar, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan , ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri yang tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangakan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan yang mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan

Selain itu kelompok juga menggunakan teori dari Model Konseptual,Martha E. Rogers (1970)
Dimana dalam model konseptual milik Martha E.Roger ini, manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya serta dapat memengaruhi satu sama lain. Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap induvidu berbeda satu dengan yang lainnya. Konsep Martha E.Rogers ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit. Dengan demikian, teori ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi perilaku yang ada dimasyarakat, dimana jika perilaku mereka baik maka dapat menunjang kesehatan, tetapi sebaliknya jika perilaku mereka kurang baik, maka akan menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas.
Dan disini tugas dari perawat homecare adalah memberikan asuhan keperawatan dengan berbagai inovasi (seninya) agar dapat merubah setiap kebiasaan yang berbeda-beda dalam sebuah keluarga di rumahnya menjadi kebiasaan yang mengarah ke perilaku baik agar dapat menunjang kesehatan masyarakat.
(Wahit iqbal M.; 2013).














BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

    1. PENGKAJIAN
      1. IDENTITAS KLIEN
  1. Nama klien : Mokhammad Bima Putra Amar
  2. Tanggal lahir/umur : 18 Mei 2012
  3. Usia : 4 tahun
  4. Nama ayah : Mariyono
  5. Nama ibu : Muntiah
  6. Pekerjaan ayah : Wiraswasta
  7. Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
  8. Alamat : Dsn.Dalem, Ds.Ngumpak Dalem RT 03 RW 01, Kec. Dander, Kab. Bojonegoro
  9. No telephone : -
  10. Suku bangsa : Jawa
  11. Agama : Islam
  12. Pendidikan terakhir orang tua:
  1. Ayah : SD
  2. Ibu : SMP
      1. KELUHAN UTAMA
Ny.M berkata “anak saya tidak bisa BAB di toilet, dan terbiasa BAB di selokan depan rumah”
      1. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
  1. Prenatal:
  1. Apakah ibu rutin melakukan prenatal care/ pemeriksaan kehamilan? Ibu rutin memeriksakan kandungannya ke Posyandu yaitu mulai umur kandungan 6, 14,18, 23, 26, 29, 32 minggu
  2. Apakah ada masalah dalam masa kehamilan?
Ibu px., “Tidak ada.”
  1. Natal
  1. Berat badan waktu lahir? 2,2 kg
  2. Tinggi/panjang badan? 52 cm
  3. Apakah ada masalah waktu persalinan? Ibu px., “Tidak ada.”
  1. Post Natal
  1. Apakah ibu rutin melakukan post natal care?
Setiap hari ada kunjungan dari bidan selama 1 minggu.
  1. Apakah ada masalah pada pasca persalinan?
Ibu px., “Tidak ada.”

      1. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU
        1. Penyakit yang di alami waktu kecil? Ya/Tidak?
Penyakit demam (panas) beserta campak , berlangsung 4 hari. Saat anak berumur 4 tahun setelah mengikuti PIN pada tanggal 8 Mei 2016
        1. Apakah pernah dirawat di rumah sakit? Ya/tidak?
        2. Apakah pernah mengalami tindakan pembedahan/operasi? Ya/tidak?
        3. Apakah pernah mengalami kecelakaan/trauma? Ya/tidak?
        4. Apakah alergi terhadap obat-obatan yang digunakan? Ya/tidak?
        5. Apakah telah diimunisasi lengkap? Ya/tidak?
Kalau YA, jenis penyakit yang diderita? Campak, demam
        1. ADL (Activity Daily Living):
  1. Nutrisi: Makan 3 x sehari
  2. Istirahat-Tidur: tidur siang, tidur malam jam 20.00 WIB.
  3. Aktivitas: kegiatan sehari-hari bermain dengan temannya di halaman rumah ditemani dengan Ny.M. An.B juga terbiasa berinteraksi dengan kucing peliharaannya.
  4. Eliminasi: BAB lancar, hanya saja anak tidak mau BAB di toilet, melainkan lebih nyaman BAB di selokan depan rumah, dengan alasan lingkungannya kotor
  5. Personal Hygenie: Mandi 2x sehari.

        1. Kondisi Lingkungan:
Rumah terdiri dari plester, kurang bersih, rumah jauh dengan jalan raya, namun dekat dengan jalan perkampungan. ada kandang namun bersebelahan dengan tempat cuci piring, pembuangan sampah di letakkan dibelakang dan nantinya akan di bakar, mempunyai pekarangan rumah yang berisi tanaman toga, namun hanya kunyit.

      1. RIWAYAT KELUARGA
  1. Apakah anda anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit berat?
Ya/tidak
      1. GENOGRAM
(Terdiri dari 3 generasi)





4





Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keluarga
: Garis Keturunan
: Orang terdekat
: Tanda kematian
: Klien (4th)
Penjelasan :
  • Pola Asuh :
An. B usia 4 th, diasuh oleh kedua orang tua kandung. An. B adalah anak ke 2 dari dua bersaudara. An. B dalam melakukan aktivitas sehari-hari masih memerlukan bantuan dari orang tuanya, terutama oleh ibunya yaitu Ny. M. An. B tinggal bersama Tn.M, Ny. M, dan kakaknya An.A.
  • Pola komunikasi :
An. B dekat dengan ibunya, yaitu Ny.M, sehingga pola komunikasi yang dilakukan An. B tidak jauh dari Ny.M. selain itu hubungan An. B dengan anak-anak lain dilingkungan sekitar rumahnya juga baik. Hal ini terbukti banyak teman yang bermain dengan An.B, meskipu terkadang masih di temani oleh Ny.M
  • Pola Pengambilan Keputusan :
Pola pengambilan keputusan, masih diatur oleh Ny.M, karena An. B masih berumur 4 th, dan belum bisa mengambil keputusan sendiri.

      1. PEMERIKSAAN FISIK
  1. Keadaan umum/ penampilan:
Penampilan memakai kaos dalam dan celana yang sesuai dengan bajunya, sudah mandi, warna kulit sawo matang, rambut warna hitam lurus, rambut terpotong pendek, kulit kepala bersih.
  1. TTV:
  1. TD: 90/60 mmHg
  2. BB: 16
  3. TB: 95 cm
  4. RR: 21 x/menit
  5. N: 85 x/menit
  6. Suhu: 36,5 oC
  1. Sistem pernapasan:
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu napas, tidak ditemukan suara tambahan (whezzing, ronkhi) saat pengkajian, tidak terdapat napas cuping hidung.
  1. Sistem kardiovaskuler:
Nadi normal (85x/mnt), kuat, reguler teratur. Tidak ada pembesaran vena jugularis.
  1. Sistem pencernaan:
Tidak ada keluhan sakit dibagian perut. Tidak ada lesi atau bekas luka di perut. Tidak ada nyeri tekan perut. Tidak ada asites perut. Tidak ada keluhan konstipasi pada anak. BAB anak lancar.
  1. Sistem perkemihan:
Tidak ada keluhan atau gangguan saat berkemih. BAK anak lancar
  1. Sistem persyarafan:
Tidak ada keluhan dalam system persyarafan (penglihatan, pendengaran, pembauan)
  1. Sistem endokrin:
Kelenjar tiroid normal, reflek menelan normal.
  1. Sistem integument:
Kulit lembab, turgor kulit baik, tidak ada ruam pada kulit.
  1. Sistem musculoskeletal:
Ekstremitas lengkap, tidak ada kelainan bentuk kaki dan tangan, jari kaki dan tangan lengkap 10-10, kekuatan tonus ototnya (dapat melawan tahanan yang diberikan) 5 5
5 5
      1. RIWAYAT OBAT
        1. Sanmol sirup
        2. Pintrakol



    1. ANALISA DATA
No
Data
Etiologi (sesuai dengan PSMM)
Masalah Keperawatan
1.
DS : Ny.M berkata “ anaknya, tidak BAB/BAK di toilet. Ny. M juga mengatakan anaknya lebih nyaman buang air besar di selokan depan rumah”

DO: An.B BAK di samping rumah
Lingkungan toilet kurang bersih
An.B tidak bisa buang air besar di Toilet
An.B lebih nyaman BAB di selokan depan rumah
Kurangnya motivasi keluarga
MK : Defisit Perawatan Diri ; Eliminasi
Defisit Perawatan Diri : Eliminasi
2
DS : Ny.M mengatakan memiliki 3 piaraan kucing

DO : An.B Nampak bermain dengan 3 kucingnya
Tidak adanya kandang khusus kucing
3 kucing berkeliaran
An.B sering berinteraksi dengan kucing dan lingkungan
Meningkatkan pajanan mikroorganisme
Resiko kontaminasi
Resiko Kontaminasi
Prioritas Diagnosa:
  1. Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan
  2. Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
    1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Nama : An. B
  2. Kepala keluarga : Tn. M
No
Tanggal diagnosis
Masalah keperawatan
Pemberi asuhan
1.
16 Juni 2016



Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan.
Mahasiswa
2.
26 Mei 2016
Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
Mahasiswa

    1. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Masalah keperawatan
Tujuan /kriteria hasil

Intervensi
Rasional
Pemberi asuhan
1.
Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan (berupa modifikasi lingkungan toilet) kurang lebih 1x TM diharapkan An.B mampu BAB dan BAK di toilet
KH :
  1. An.B mau dan mampu BAB/BAK di kloset/toilet
  2. An.B tidak BAB/BAK sembarangan di tempat lain
  3. An.B mengerti bahwa BAB/BAK sembarangan dapat berdampak buruk bagi kesehatan





  1. Observasi perkembangan kesiapan anak, mulai dari keinginan anak untuk BAB/BAK di toilet
  2. Memotifasi keluarga untuk modifikasi lingkungan toilet agar anak nyaman dengan lingkungan toilet.
  3. Modifikasi lingkungan toilet dengan (menempel stiker kesukaan anak di toilet dan menaruh ikan hias di bak air toilet)
  4. Berikan edukasi pada orang tua tentang pentingnya peran orang tua terhadap toilet training pada anak
  5. Kolaborasi pada orang tua dengan mengajarkan orang tua tips komunikasi yang tepat untuk anak dengan menggunakan hal-hal yang menyenangkan dengan metode bercerita (dongeng)
  6. Kolaborasikan dengan Hipnoterapi dalam pemberian komunikasi Hipnoparenting pada anak melalui orang tua
  1. Sebagai ukuran untuk melihat tingkat kesiapan anak BAB/BAK di toilet
  2. Lingkungan yang baru akan membawa kenyamanan tersendiri untuk anak
  3. Lingkungan yang inovatif, akan menarik anak untuk ke toilet
  4. Peran orang tua sangat tinggi untuk merubah kebiasaan anak
  5. Komunikasi yang tepat dan hal-hal yang menyenangkan, akan membuat anak tertarik dengan pembelajaran yang diajarkan temasuk toilet training
  6. Dengan hipnoparenting, kita dapat mendidik, mengarahkan serta membentuk karakter anak sesuai dengan keinginan kita dengan cara memasukkan sugesti-sugesti positif ke alam bawah sadar
Mahasiswa
2.
Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)

Setelah dilakukan tindakan 1xTM diharapkan anak terhindar dari resiko kontaminasi
KH :
  1. Tidak muncul tanda-tanda kontaminasi mikroorganisme
  2. Kondisi An.B sehat dan tanpa keluhan
  1. Observasi status kesehatan anak
  2. Mengajarkan pada anak, 6 langkah cuci tangan setelah kontak dengan hewan peliharaan
  3. Berikan informasi melalui health education tentang penyakit hewan peliharaan.
  4. Ajarkan orang tua untuk membantu anak tentang personal hygiene. Contoh : cuci tangan.
  1. Untuk mengetahui sejak dini resiko kontaminasi
  2. Agar anak dapat mencuci tangan dengan baik dan benar
  3. Agar anak mengerti dan lebih berhati-hati dengan hewan peliharaannya
  4. Orang tua dapat membantu memberikan motivasi pada anak agar selalu berperilaku bersih dan sehat.
Mahasiswa









    1. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Masalah keperawatan
Implementasi
Tanggal / waktu
Pemberi asuhan
1










Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan


  1. Memotifasi keluarga untuk modivikasi lingkungan toilet (mengganti dinding toilet yang awalnya rusak menjadi seng)
  2. Memodivikasi lingkungan toilet dengan memberikan poster/ gambar mobil-mobilan pada dindingnya, dan memberikan ikan hias pada bak air toilet)
  3. Mendongeng tentang tokoh anak yang rajin untuk BAB/BAK di toilet dengan menggunakan boneka
  4. Memberikan penyuluhan tentang toilet training dan mengajak ibunya untuk belajar komunikasi parenting agar anak tertarik untuk BAB/BAK di toilet.
30 Juni 2016


30 Juni 2016


25 Juni 2016

25 Juni 2016
Mahasiswa
2
Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
  1. Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dengan menggunakan 6 langkah cuci tangan
  2. Memberikan penyuluhan tentang penyakit hewan peliharaan

25 Juni 2016
Mahasiswa

    1. EVALUASI KEPERAWATAN
No
Masalah keperawatan
Evaluasi
Tanggal / waktu
Pemberi asuhan
1
Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan.

  • DATA (D)
DS : Ny.M berkata “ anaknya, tidak BAB/BAK di toilet. Ny. M juga mengatakan anaknya lebih nyaman buang air besar di selokan depan rumah”

DO: An.B BAK di samping rumah
  • ACTION (A)
  1. Memotifasi keluarga untuk modivikasi lingkungan toilet (mengganti dinding toilet yang awalnya rusak menjadi seng)
  2. Memodivikasi lingkungan toilet dengan memberikan poster/ gambar mobil-mobilan pada dindingnya, dan memberikan ikan hias pada bak air toilet)
  3. Mendongeng tentang tokoh anak yang rajin untuk BAB/BAK di toilet dengan menggunakan boneka
  4. Memberikan penyuluhan tentang toilet training dan mengajak ibunya untuk belajar komunikasi parenting agar anak tertarik untuk BAB/BAK di toilet.
  • EVALUATION (E)
Setelah dilakukan tindakan :
  1. Keluarga mau untuk memperbaiki lingkungan toilet yang awalnya berdinding kepang menjadi berdinding seng.
  2. An.B mau untuk BAB dan BAK di toilet
  3. An.B tidak lagi BAB di selokan depan rumah
  4. Orang tua dari An.B ikut menyemangati An.B
16 Juli 2016
Mahasiswa
2
Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
  • DATA (D)
DS : Ny.M mengatakan memiliki 3 piaraan kucing
DO : An.B Nampak bermain dengan 3 kucingnya
  • ACTION (A)
  1. Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dengan menggunakan 6 langkah cuci tangan
  2. Memberikan penyuluhan tentang penyakit hewan peliharaan
  • EVALUASI (E)
Setelah dilakukan tindakan :
  1. Anak maupun orang tua dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang benar (6 langkah)
  2. Orang tua lebih mengerti penyakit dari hewan peliharaannya (kucing)

Mahasiswa
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada hari Kamis, 16 Juni 2016 tepat pukul 14.00 WIB, kelompok kami yang berjumlah 3 orang melakukan pengkajian kepada keluarga binaan kami. Keluarga tersebut adalah keluarga dari pasangan Tn. M dan Ny.M dan fokus binaan kami adalah An.B usia 4 th, yaitu anak kedua dari Tn.M . Tujuan dari pengkajian tersebut adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas III dan Homecare serta mengetahui dan merumuskan masalah yang ada dalam keluarga binaan kami.
Dalam pengkajian tersebut kelompok kami menemukan sebuah masalah penting yang perlu untuk kelompok tangani. Masalah yang pertama mengenai Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), dimana anak dari keluarga Tn.M ini tidak terbiasa untuk BAB/BAK di toilet, dan lebih nyaman BAB di selokan depan rumah dan BAK di samping rumah. Masalah lain, adalah keluarga Tn.M memiliki hewan peliharaan berupa tiga ekor kucing yang di biarkan berkeliaran. Bahayanya An.B sering kontak langsung dengan kucing-kucingnya dan hal tersebut dapat beresiko untuk terkena Toksoplasmosis yang di akibatkan oleh kucing.
Disinilah kelompok kami memberikan intervensi (rencana keperawatan) yang dapat menunjang peningkatan perilaku hidup bersih sehat. Kelompok kami dalam memberikan intervensi dan implementasi, selalu didasarkan pada konsep teori yang sesuai. Dimana kami menggunakan konsep teoiri dari Florence yang di kenal dengan konsep lingkungannya. Dalam konsep ini, kelompok mengaplikasikannya dalam bentuk modifikasi lingkungan toilet agar An.B mau untuk BAB/BAK di toilet. Modifikasi yang kami berikan adalah sebagai berikut : Memberikan motivasi pada orang tua untuk modifikasi lingkungan toilet (mengganti dinding toilet yang awalnya rusak menjadi seng), memodivikasi lingkungan toilet dengan memberikan poster/ gambar mobil-mobilan pada dindingnya, dan memberikan ikan hias pada bak air toilet).
Tidak hanya Florence, kelompok juga menggunakan model konsep teori dari Martha E. Rogers (1970) yang terkenal dengan konsep Manusia sebagai unit. Konsep teori ini memaparkan mengenai seni atau cara untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi perilaku yang lebih sehat. Seni yang dimaksud adalah memberikan asuhan keperawatan dengan berbagai inovasi agar dapat merubah setiap kebiasaan yang berbeda-beda dapat menjadi kebiasaan yang mengarah ke perilaku baik agar dapat menunjang kesehatan masyarakat. Seni tersebut adalah seni mendongeng, tentang tokoh anak yang rajin untuk BAB/BAK di toilet dengan menggunakan boneka. Metode boneka tersebut bertujuan untuk menarik anak yang awalnya takut ke toilet menjadi tidak takut lagi. Selain itu kami juga memberikan penyuluhan tentang toilet training dan mengajak ibunya untuk belajar komunikasi parenting agar anak tertarik untuk BAB/BAK di toilet.
Setelah tindakan yang kami berikan pada keluarga Tn.M, kelompok mengevaluasinya dan didapatkan data sebagai berikut : Keluarga mau untuk memperbaiki lingkungan toilet yang awalnya berdinding kepang menjadi berdinding seng, An.B juga mau untuk BAB dan BAK di toilet, dan tidak lagi BAB di selokan depan rumah, Orang tua dari An.B ikut menyemangati An.B. selain itu, Anak maupun orang tua dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang benar (6 langkah), Orang tua lebih mengerti penyakit dari hewan peliharaannya (kucing).













BAB 5
PENUTUP

    1. KESIMPULAN
Dari hasil study kasus dapat kita simpulkan bahwa, toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar di toilet. Dari hasil evaluasi yang telah kelompok dokumentasikan, bahwa implementasi yang kelompok berikan sekitar 80 % telah berjalan sesuai intervensi yang ada.
Dimana modifikasi lingkungan dengan memberikan sesuatu yang menarik pada toilet serta metode dongeng/ bercerita dengan boneka merupakan metode yang cukup efektif untuk melatih toilet training pada anak.

    1. SARAN
Semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi para ibu yang ingin mengajarkan pada anak mereka mengenai toilet training. Selain itu dengan adanya studi kasus ini, dapat memberikan motivasi tenaga kesehatan untuk melakukan inovasi lain mengenai toilet training. Semoga bermanfaat, Terimakasih.











DAFTAR PUSTAKA

  • Wilkinson,. Nancy. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.E/9.Jakarta:EGC
  • Rizki. Lintang.2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja untuk Tenaga Kesehatan, Pelajar/Mahasiswa, dan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika
  • Aziz,A. 2012 Pengantar Ilmu Keperawatan 1.Jakarta: Salemba Medika
  • Iqbal, Wahid.Chayatin,Nurul. 2009.ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.Jakarta : Salemba Medika
  • Iqbal.Chayatin. 2013.Ilmu Keperawatan Komunitas : Pengantar dan Teori.B/1.Jakarta : Salemba Medika



Tidak ada komentar:

Posting Komentar