ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIV/AIDS
DOSEN PEMBIMBING : NS. MASLICHAH, S.KEP
DI SUSUN OLEH :
SRI ERNAWATI (01314055)
STIKes ICSADA BOJONEGORO
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dari
hari ke hari, tahun demi tahun kasus HIV/AIDS di Dunia semakin
meningkat, baik akibat seks bebas maupun akibat penyalahgunaan Napza
khususnya Napza suntik. Dengan semakin banyaknya pengidap HIV atau
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), maka akan semakin banyak pula informasi
yang
dibutuhkan
bagi mereka agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari dapat lebih
baik.
Lebih
dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang
meninggal karena Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Tahun
2001, UNAIDS (United Nations Joint
Program on HIV/AIDS) memperkirakan, jumlah Orang Hidup Dengan
HIV/AIDS (ODHA) 40 juta,
Secara
fisiologis HIV menyerang system kekebalan tubuh penderitanya jika
ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada
pasien terinfeksi HIV, maka akan
mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian.
Menurut Ross(1997), jika stress mencapai tahap kelelahan (exhausted
stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang
memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS.
Modulasirespon imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara
signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag) ; Th1 (CD4);
IFNError: Reference source not found;IL-2;IgM-IgG,
dan Antibodi-HIV (Ader,2001)
.
- Rumusan Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan HIV/AIDS itu ?
- Apa saja penyebab dari penyakit HIV/AIDS ?
- Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit HIV/AIDS ?
- Bagaimana proses perkembangan dari virus tersebut ?
- Bagaimana penatalaksanaan penyakit, pada pasien stadium lanjut ?
- Tujuan
- Tujuan Umum
Untuk
mengetahui secara umum, apa yang dimaksud dengan penyakit HIV/AIDS
dan belajar bagaimana penyakit tersebut dapat menyerang system imun
manusia serta cara penanganannya.
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui secra rinci apa yang dimaksud dengan dimaksud dengan HIV/AIDS itu ?
- Untuk mengetahui secra rinci Apa saja penyebab dari penyakit HIV/AIDS ?
- Untuk mengetahui secra rinci Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit HIV/AIDS ?
- Untuk mengetahui secra rinci Bagaimana proses perkembangan dari virus tersebut ?
- Untuk mengetahui secra rinci bagaimana penatalaksanaan penyakit, pada pasien stadium lanjut ?
- Manfaat
Sebagai
bahan pembelajaran, dan juga sebagai bahan informasi. Dimana
diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat mengurangi resiko kemtian
akibat HIV/AIDS .
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
- Definisi
Human
Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah nama untuk virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus bertambah banyak
hingga
menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi melawan virus
yang masuk.
Acquired
Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus
HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh
kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah
masuk ke dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak
berbahaya akan menjadi bahaya bagi tubuh.
- Etiologi
Penyebab
adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus
dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.
Retrovirus
HIV-1 merupakan agens etiologi yang primer. Penularan terjadi melalui
kontak dengan darah atau cairan tubuh dan berkaitan dengan perilaku
resiko- tinggi yang bisa dikenali. Menyebabkan pasien rentan terhadap
segala macam infeksi oportunistik, kanker tak lazim, dan kelainan/
gangguan lain. Ditandai dengan kegagalan progresif system imun.
Keadaan ini secara kurang proporsional tergambar pada :
- Laki-laki homoseksual dan biseksual
- Para pemakai obat IV
- Neonates dari ibu yang terinfeksi
- Resipien darah atau produk darah yang terkontaminasi
- Patofisiologi
HIV
menyerang sel T helper dengan memproduksi antigen CD4. Antigen
bertindak sebagai reseptor retrovirus dan memungkinkan retrovirus
memasuki sel. Setelah menyerang sel, HIV memperbanyak diri/
bereplikasi sehingga sel mati atau menjadi laten. Infeksi HIV
menyebabkan patologi akut, baik secara langsung melalui penghancuran
sel CD4+, sel imun lain, dan sel neuroglia, atau tidak langsung,
melalui efek sekunder disfungsi sel T CD4+ dan akhirnya mensupresi
kekebalan
tubuh.
- Manifestasi Klinis
Sejak
pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan
hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala
penyakit namun terlihat
betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala
AIDS tampak setelah +
3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
- Berat badan turun dengan drastis.
- Demam yang berkepanjangan (lebih dari 38 0C)
- Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
- Mencret atau diare yang berkepanjangan.
- Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
- Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
- Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua
itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS,
yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.
- Klasifikasi
Menurut
WHO, terdapat 4 klasifikasi stadium dari AIDS:
- Stadium I
Infeksi
HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
- Stadium II
Termasuk
manifest membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang
berulang
- Stadium III
Termasuk
diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan,
infeksi bakteri parah dan TBC
- Stadium IV
Termasuk
toksoplasmotis otak, kandidiasis esofagus, trakea bronkus atau
paru-paru dan sarkom kaposi. Adalah indikator dari AIDS.
- Pathway
H


erediter Darah
(terkontaminasi) Multiseksual Jarum suntik
Ibu
hamil yang terinfeksi HIV Donor darah HIV masuk melalui cairan
sperma terkontaminasi HIV
M
elalui
darah, ASI HIV tercampur dalam HIV masuk tubuh(DNA)
darah
Menyerang
sel T helper
Memproduksi
CD4+
HIV
masuk dalam sel
HIV
berkembang menjadi AIDS
M
emproduksi
DNA & RNA sendiri
Penyebaran
virus melalui jaringan dan sel
I
munodefisiensi CD4+
rusak
O


tot S.Integumen S.Pernfsan S.Pencernn Infeksi
sel
S



uplay
darah
Perd.Mkosa
bibir Kemamp.
Batuk Asam lambung Hipertermi
O

2
dalam otot Stomatitis Mual,
Muntah
Kelemahan
pd otot Nyeri
(Akut) tambahan
(ronkhi) Anorexia
Intoleransi
Aktftas Ktdkefktf. Ktidkseimbngan
Ntrsi Penurunan
berat badan
Gangguan
Mobilitas Fisik
Pola
Nafas tidak efektif
Pemeriksaan
Diagnostik
- Anamnesa gejala infeksi
- oportunistik dan kanker yang terkait dengan AIDS
- Telusuri perilaku berisiko yang memungkinkan penularan
- Pemeriksaan fisik, meliputi pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi demi mencari infeksi oportunistik dan kanker.
- Pemeriksaan rontgen.
- Pemeriksaan follow up untuk mengetahui jumlah CD4.
- Pemeriksaan viral load untuk mengetahui awal pemberian obat antiretroviral demi memantau hasil pengobatan.
- Komplikasi
- Pneumonia pneumocystis (PCP)
- Tuberkolusis (TBC)
- Esofagitis
- Diare
- Toksoplasmositis
- Leukoensefalopati multifocal prigresif
- Sarcoma Kaposi
- Kanker getah bening
- Kanker leher rahim
- Penatalaksanaan Medis
‘AIDS
tidak ada obatnya!’ Ini salah! Saat ini sudah ada obat yang dapat
menekan jumlah HIV, virus penyebab aids,di tubuh kita. Dengan
penggunaan obat ini, diharapkan jumlah virus HIV akan sangat
berkurang di dalam tubuh kita. Supaya obat itu dapat bekerja secara
aktif, kita harus memakai sedikitnya kombinasi tiga obat sekaligus.
Kombinasi obat ini dikenal sebagai terapi antiretroviral atau ART.
Apabila seseorang sudang menggunakan ART , maka orang tersebut harus
menggunakan ART terus menerus seumur hidup agar tetap aktif. ART
tidak dapat memberantas HIV dari seluruh tubuh kita, jadi tidak dapat
menyembuhkan dari infeksi HIV.
- Terapi
Obat
Antiretroviral (ART) membantu kita dengan menghambar proses pembuatan
HIV dalam sel CD4, dengan demikian mengurangai jumlah virus yang
tersedia untuk menularkan ke sel CD4 yang lain. Akibatnya system
kekebalan tubuh kita dilindungi dari kerusakan dan mulai pulih
kembali, seperti ditunjukkan oleh peningkatan jumlah sel CD4.
- Manfaat ART
- Menghambat perjalanan penyakit HIV
- Meningkatkan jumlah sel CD4
- Mengurangi jumlah virus dalam darah
- Merasa lebih baik.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
- Pengkajian
- Anamnesa
a).
Identitas
Nama,
umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor register,
tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis.
- Keluhan utama
Klien
mengatakan bahwa ia sudah lama menderita sariawan, kurang lebih dua
bulan dan seringkali hilang timbul, selain itu ia juga mengatakan
bahwa sudah hampir 3 minggu ini terkena diare.
- Riwayat kesehatan
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien
terdiagnosa medis AIDS
- Riwayat Penyakit Dahulu
Setahun
yang lalu pasien pernah mengidap penyakit Pneumonia
- Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak
ada keluarga pasien yang mengidap penyakit sama dengan pasien.
- Pengkajian keperawatan
Pola
Fungsional Gordon
- Pola persepsi kesehatan
Pasien
mengatakan kesehatan
sangat penting
dan
jika sakit beliau
selalu
membeli obat dan periksa ke dokter.
- Pola Nutrisi & metabolisme
Sebelum
sakit pasien makan 2-3x sehari, pasien minum 6-7 gelas. Selama
sakit keluarga mengatakan setiap kali makan habis ½ porsi. Pasien
minum 3-5 gelas.
- Pola Eliminasi
Sebelum
sakit ia BAB 1x
sehari dengan BAK 3x
sehari,
selama sakit BAB 8x
dengan konsistensi cair,
BAK 6-8x perhari.
- Pola aktivitas dan latihan
Sebelum
masuk RS pasien mengatakan
masih bisa beraktifitas normal. Makan/minum, mandi, berpakaian,
mobilisasi ditempat tidur, berpindah.
- Pola istirahat
Sebelum
sakit pasien tidur 7-8 jam pada malam hari & kadang tidur siang
selama 2 jam. Selama sakit pasien tidur 4-5 jam dan kadang-kadang
sering terbangun,
tidur siang hanya 1-2 jam.
- Pola persepsi dan kognitif
Pasien
dapat berkomunikasi
baik verbal maupun non verbal
dengan baik.
- Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien
selama dirawat di RS tidak dapat melakukan aktifitas, pasien tidak
menyukai keadaannya saat ini, pasien sebagai kakek bagi ke-3 cucunya.
Pasien berharap dapat sembuh dan dapat menjalankan aktifitasnya.
- Pola peran & hubungan
Pasien
berperan sebagai kakek dari ke-3 cucunya selama di RS selalu
ditunggui cucu & anaknya hubungan keluarga sangat baik
- Pola seksualitas
Pasien
berjenis kelamin pria / laki-laki & sudah menikah mempunyai 3
anak.
- Pola koping dan toleransi terhadap stress terhadap penyakitnya
Apabila
pasien ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya / perawat.
- Pola nilai dan kepercayaan
Pasien
beragama Islam. Pasien sering berdoa & bertawakal pada Tuhan YME
- Pemeriksaan Fisik
TTV: Suhu:
Nadi:
Tek.
Darah: Pernafasan: GCS:
Body
Of System
1.
Breathing
Kaji
status pernafasan pasien :
Inspeksi :
Catat
frekuensi dan kedalaman pernafasan observasi adanya dispnea dan
kegelisahan, hipoksia mungkin di tandai dengan peningkatan
kegelisahan atau perubahan tingkat kesadaran dan frekuensi pernafasan
> 30kali/menit.
Palpasi :
Tidak
adak ada benjolan atau nyeri tekan, kelenjar tiroid bergerak saat di
tekan.
Perkusi :
Sonor
Auskultasi :
Nafas pendek dan dangkal
2.
Bleeding
( kardiovaskuler/sirkulasi)
Inspeksi :
Wajah pasien nampak pucat
Palpasi :
Takikardia
Perkusi :
Dengan
di dasari tangan di lakukan perkusi untuk mngetahui
batas jantung normal
Auskultasi :
Bunyi jantung normal (S1 & S2)
3.
Brain
(persarafan atau neurologi)
Inspeksi :
perilaku
seperti gelisah, menyerengai, mengerang, merintih, terisak-isak
menangis iritabilitas, menarik diri,
Kesadaran :
komposmetiss
Membuka
mata: spontan
Motorik
:
spontan
Verbal
:
orientasi baik
GCS :
15 (4,6,5)
4.
Bladder
(Perkemihan)
Inspeksi :
Kaji
kesimetrisan.
Palpasi
:
Adanya distensi kandung kemih.
Perkusi
:
Adanya hypersonor.
Auskultasi :
Adanya
bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis.
5.
Bowel
Inspeksi :
Turgor kulit pucat, mukosa bibir kering
Auskultasi :
Adanya hyper peristaltic usus.
Palpasi :
Adanya nyeri tekan, distends abdomen.
Perkusi :
Adanya hyper timpani.
6.
Bone
Inspeksi :
Kaji
bentuk, adanya fraktur, lesi ataupun tidak,
Kaji
kulit dan membran mukosa . warna, turgor
Palpasi
:
Sendi
tidak teraba lembek pada saat di palpasi.
Perkusi
:
Bunyi dada saat di perkusi normal terdengar sonor.
3.2
Diagnosa
Keperawatan
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d produksi sekret meningkat, ditandai dengan adanya suara tambahan (ronkhi).
- Pola nafas tidak efektif b/d Suplay O2 dalam jaringan menurun ditandai dengan dipsnea
- Nyeri b/d proses peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa bibir ditandai dengan adanya stomatitis
- ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asam lambung meningkat, ditandai dengan mual dan muntah
- Intoleransi aktifitas b/d suplay O2 dalam otot menurun ditandai dengan kelemahan pada otot
- Gangguan mobilitas fisik b/d asam lambung yang meningkat ditandai dengan anorexia
- Intervensi Keperawatan
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d produksi sekret meningkat, ditandai dengan adanya suara tambahan (ronkhi).
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan keperawatan, 1x 24 jam diharapkan sesak
pasien berkurang
Kriteria
Hasil :
- Ronchi tidak terdengar.
-
NoIntervensiRasional1.
- Observasi tanda-tanda vital sebelum melakukan tindakan.
- Kaji suara napas sebelum melakukan tindakan pengisapan.
- Melakukan fisioterapi napas / dada sesuai indikasi dengan cara clapping, fibrasi dan pustural drainage.
- Berikan obat mukolitik sesuai indikasi / program.
- Deteksi dini adanya kelainan.
- Menentukan lokasi penumpukan sekret, mengevaluasi kebersihan tindakan
- Memudahkan pelepasan sekret.
- Mengencerkan secret.
2.
Pola
nafas tidak efektif b/d Suplay
O2 dalam jaringan menurun ditandai dengan dipsnea
Tujuan
: - Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam pola napas pasien
efektif
Kriteria
Hasil : - Pola
napas menjadi 16-24 x/menit regional teratur, Nampak pergerakan dada
saat bernapas dan normal
-
NoIntervensiRasional2.
- Observasi penurunan ekspensi dinding dada
- Pertahankan posisi semi fowler (45o)
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian bronchodilator
- Observasi TTV
- Ekspansi dapat terbatas (sesuai dengan akumulasi cairan)
- Untuk melancarkan dan memudahkan nafas pasien
- Untuk membuka jalan napas, viskositas secret, memperbaiki ventilasi.
- Untuk melihat adanya perubahan pada pasien
3.
Nyeri
b/d proses peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa bibir
ditandai dengan adanya stomatitis.
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x 24 jam, di harap
nyeri pasien berkurang
Kriteria
Hasil : nyeri pasien berkurang. Pasien Nampak relax dan raut wajahnya
tenang
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
3.
|
1.
Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien. Dengan memberi pilihan
0-10 atau dengan menilai dari (ekspresi wajah)
2.
kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
3.
Berikan
posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang.
4.Mengajarkan
pasien teknik relaksasi
5.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan analgesik.
|
1.
Mengetahui
nyeri yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan cara
mengatasinya.
2.
Dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan
tindakan yang sesuai dengan masalah klien.
3.
Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan
yang nyaman pada pasien.
4.
dengan
teknik pengalihan, diharapkan focus pasien tidak pada nyeri yang
dirasakan.
5.
Obat analgesik dapat menekankan rasa nyeri.
|
4.ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asam
lambung meningkat, ditandai dengan mual dan muntah
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
nutrisi pasien dapat terpenuhi
Kriteria
Hasil : nafsu makan pasien naik, diharapkan dengan diet yang teratur
dapat menaikkan berat badan pasien
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
4.
|
|
|
5.Intoleransi
aktifitas b/d suplay
O2 dalam otot menurun ditandai dengan kelemahan pada otot
Tujuan
: pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
Kriteria
Hasil : Mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
- Tanda-tanda vital Normal
-
NoIntervensiRasional5.
- Terapi aktivitas; memberi anjuran tentang bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual yang spesifik untuk meningkatkan rentang frekuensi atau durasi aktivitas individu
- Bantuan perawatan diri; membantu individu untuk melakukan AKS
- Bantuan perawatan diri: ADL: membantu dan mengarhkan individu untuk melakukan aktivits kehidupan sehari-hari yang diperlukan untuk berfungsi dirumah atau dikomunitas
- Melatih kekuatan otot pasien serta melatih mental pasien agar dia selalu mengingat dengan Tuhan-nya
- Agar pasien tetap mendapatkan kebersihan diri, meski kemampuannya terbatas
- Membantu pasien pada saat mandi
6.
Gangguan
mobilitas
fisik
b/d asam
lambung yang meningkat ditandai dengan anorexia
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan, kepercayaan diri
pasien bertambah
Kriteria
Hasil : pasien lebih tenang, dan lebih percaya diri, bahwa penyakit
yang dia derita itu dapat pulih.
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
6.
|
|
|
- Evaluasi
_
BAB
IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Human
Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah nama untuk virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus bertambah banyak
hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi melawan
virus yang masuk.
Acquired
Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut.
Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh kehilangan
kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke
dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya
akan menjadi bahaya bagi tubuh.
Virus
AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah,
serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik
narkotika, transfusi darah dan ASI. AIDS dapat menyerang siapa saja
yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual
berganti-ganti, pemakai narkotika suntik, transfusi darah yang
tercemar).
- Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini, dapat memberikan pengetahuan bagi para
pembaca,
untuk lebih memprotek diri sendiri. Karena semua penyakit bisa datang
dan menyerang kita kapanpun, dan dimanapun termasuk HIV/AIDS.
DAFTAR
PUSTAKA
- Nursalam. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS; hal 2 ; 2013
- Williams,Lippincott & Wilkins. 2011. Kapita Selekta Penyakit dengan implikasi keperawatan;Edisi 2.Jakarta:EGC
- Kowalak, Jennifer P. . 2011.Buku ajar; PATOFISIOLOGI.Jakarta: EGC
- Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Sculapis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar