STUDI
KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK PADA AN. B DENGAN TOILET
TRAINING
PADA KELUARGA TN. M DI DESA NGUMPAK DALEM KECAMATAN DANDER KABUPATEN
BOJONEGORO
Dosen
Pengampu:
Ns.
Ahmad Zainal Abidin, S. Kep
Disusun
Oleh:
KELOMPOK
3 SEMESTER VI-B
- BERYL YUDHA KURNIAWAN (01314012)
- NOVITA WULANDARI (01314047)
- SRI ERNAWATI (01314055)
PROGRAM
STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA HUSADA
BOJONEGORO
2016
KATA
PENGANTAR
Assalammualaikum
wr. wb.
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan studi kasus ini yang
berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK PADA AN. B DENGAN TOILET
TRAINING
PADA KELUARGA TN. M DI DESA NGUMPAK DALEM KECAMATAN DANDER KABUPATEN
BOJONEGORO.”
Dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah homecare dan
tentunya untuk memberikan keperawatan yang komprehensif kepada
keluarga terutama dalam membina keluarga mengelola status kesehatan
anggota keluarga.
Selesainya
penyusunan studi kasus ini tentunya tidak luput dari dukungan
beberapa pihak. Sehingga perkenankan kami untuk mengucapkan rasa
terimakasih kepada:
- Orang tua kami yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk menempuh pendidikan di bidang kesehatan khususnya keperawatan.
- Ns. Ahmad Zainal Abidin, S. Kep yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
- Teman-teman semester 6 yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.
Semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
Tentunya
karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, studi
kasus ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik
dan saran mengenai penyusunan studi kasus ini sangat diharapkan oleh
penulis.
Wassalammua’alaikum
wr.wb.
Bojonegoro,
15 Juli 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
JUDUL ……………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR............................................................................. ii
PLAN
OF ACTION
INFORMED
CONSENT
DAFTAR
ISI…………………………………………………………… iii
BAB
1 PENDAHULUAN
- Latar Belakang................................................................... 1
- Rumusan Masalah.............................................................. 2
- Tujuan................................................................................ 2
- Manfaat .............................................................................. 2
BAB
2 TINJAUAN
TEORI
- Laporan Pendahuluan...................................................... 4
- Teori Keperawatan Florence dan Martha E Rogers........ 7
BAB
3 GAMBARAN KASUS
- Pengkajian......................................................................... 9
- Diagnosa Keperawatan..................................................... 15
- Intervensi Keperawatan..................................................... 16
- Implementasi Keperawatan............................................... 19
- Evaluasi Keperawatan....................................................... 20
BAB
4 PEMBAHASAN........................................................ 23
BAB
5
PENUTUP..............................................................................
4.1
Kesimpulan....................................................................... 25
4.2
Saran................................................................................. 25
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran
1. Dokumentasi
Lampiran
2. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran
3. Absensi Konsultasi
Lampiran
4. Absensi
Kegiatan...................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Orang
tua mempunyai tanggung jawab dalam memberi kasih sayang kepada anak
mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anak dengan benar dalam
kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Kasih sayang orang tua
sangat dibutuhkan oleh anak, orang tua harus mempunyai komitmen
“kualitas waktu” dengan anaknya dengan menghabiskan waktu
bersama-sama dengan anak seperti bermain dan membaca. Disamping itu
orang tua juga bertanggung jawab dalam mendidik dan mengajarkan
kebiasaan-kebiasaan sehari-hari kepada anak sejak dini. Sebagai
orang tua yang masih
memiliki
anak balita pasti mengalami kondisi ketika
anak
memiliki kebiasaan Buang Air Besar (BAB) dan
Buang
Air Kecil (BAK) tidak pada tempatnya baik
terjadi
saat bermain atau sedang tidur. Orang tua
kadang
merasa repot dibuatnya.
Kebanyakan
anak
yang
mengompol tidak mempunyai perkembangan
kemampuan
untuk melakukan kontrol terhadap
kandungan
kemihnya pada saat tertidur dan
hal ini
dapat
diperbaiki dengan latihan.
Toilet
training merupakan
hal yang penting pada
masa
balita. Pada beberapa anak mungkin melakukan
toilet
training tanpa
menemukan adanya masalah,
tetapi
beberapa anak lainnya akan mengalami
kesulitan.Kebanyakan
anak seringkali kesulitan untuk
dilepaskan
dari ketergantungannya terhadap popok sekali pakai. Sebagian besar
ibu selalu kebingungan dalam melatih kepekaan si kecil untuk buang
air kecil dan buang air besar secara benar di toilet.
Mengajarkan
toilet
training pada
anak gampang-gampang susah. Namun demikian sebagai orangtua tetap
perlu mengajarkan
pada
anaknya. Untuk mengajarkan toilet
training pada
anak
bisa dimulai sejak usia 1 sampai 3 tahun.
- Rumusan masalah
“Bagaimana
cara menyampaikan
Toilet
training dirumah
pada anak yang memiliki masalah
defisit perawatan diri : Eliminasi
dengan
bantuan orang tua?”
- Tujuan
- Tujuan Umum
Mengetahui
secara umum
cara penyampaian toilet training di rumah pada anak yang memiliki
masalah defisit perawatan diri : Eliminasi dengan bantuan orang tua.
- Tujuan Khusus
- Megetahui secara rinci mengenai Toilet training, mulai dari pengertian, tahapan, faktor yang mempengaruhi kesiapan anak, hal yang perlu di perhatikan, Dampak latihan toilet training
- Menentukan teori yang tepat untuk penyelesaian masalah yang muncul dalam sebuah keluarga
- Merumuskan intervensi dari masalah yang muncul
- Dapat menjalankan intervensi dan mengaplikasikannya pada anak yang ada dalam keluarga binaan
- Mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan
- Manfaat
Mahasiswa
mampu menganalisa pengaruh toilet training anak dalam sebuah keluarga
BAB
2
TINJAUAN
TEORI
- KONSEP DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK
- Pengertian
Menurut
Depkes RI (1997), pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya
sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur.
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Menurut
Soetjiningsih (1997), pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu, yang bida diukur dengan berat, ukuran panjang. Sedangkan
menurut Soetjiningsih (1995), perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks
dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.
(Medical
book,2015)
- Faktor yang Mempengaruhi
- Faktor Genetik : berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa
- Gizi dan Penyakit
- Pertumbuhan dapat terganggu bila jumlah salah satu jenis zat yang mencapai tubuh berkurang
Misalnya
: gangguan pertumbuhan terlihat pada kwashiorkor dan infeksi cacing
bulat
- Pertumbuhan yang baik juga bergantung pada kesehatan organ-organ tubuh
- Faktor Lingkungan
- Faktor Pre-Natal
Gizi
pada ibu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, dan anoksi embrio
- Faktor Post Natal
- Faktor lingkungan biologis
- Faktor lingkungan fisik
- Faktor lingkungan sosial
- Lingkungan keluarga dan adat istiadat
- Aspek Perkembangan Anak
Menurut
Depkes (2006), ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau
dipantau, yaitu :
- Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dsb.
- Gerak halus atau motoric halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.
- Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara berkomunikasi, mengikuti perintah dsb.
- Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan saat selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,dsb. (Depkes RI ,2005)
- TOILET TRAINING
- Pengertian
Toilet
training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar.
(Alimul
;2012)
Toilet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18
bulan- 2 tahun. Dalam melakukan latihan buang air kecil dan besar
pada anak membutuhkan persiapa baik secara fisik, psikologis, maupun
secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu
mengontrol buang air besar atau kecil secara sendiri.
(Alimul
;2012)
- Cara Toilet Training pada Anak
- Teknik lisan
Merupakan
usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi pada anak
dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan besar. Cara
ini kadang-kadang merupakan hal biasa yang dilakukan pada orang tua
akan tetapi apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai
nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air
kecil atau buang air besar dimana dengan lisan ini persiapan
psikologis anak akan semakin matang dan akhirnya anak mampu dengan
baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar.
- Teknik modeling
Merupakan
usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air kecil dan buang
air besar dengan cara meniru untuk buang air besar atau memberi
contoh. Cara ini juga dapat dilakukan degan memberikan conth-contoh
buang air kecil dan buang air besar atau membiasakan buang air kecil
dan besar secara benar.
- Trik Toilet Training
- Pastikan Balita siap
Kesiapan
emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 th. Tandanya antara
lain : dapat duduk tegak, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami
intruksi sederhana dan bisa mengatakan keinginannya
- Biasakan kegiatan kamar mandi
Mulai
kenalkan dan biasakan anak pipis dan buang air besar (BAB) di toilet.
Ajak anak, ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham
perlunya toilet
- Atur Jadwal
Amati
jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya anak biasa BAB
sekitar pukul 9 pagi dan pipis 2 jam sekali.
- Konsisten
Konsisten
membimbing balita akan membuat cepat paham dan makin trampil memakai
toilet
- Pakai cara seru
Menempatkan
boneka atau gambar favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan
cara lainnya. Agar anak selalu gembira dan selalu bersemangat
melakukan toilet training
- Beri pujian
Hadiahi
dengan pujian, rayakan bila anak berhasil melakukan pipis dan pup
dengan benar
- Dampak Toilet Training
Dampak
yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya
perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang
dapat mengganggu kepribadian anak . Hal ini juga dapat terjadi
apabila orang tua sering memarahi anak pada saat buang air besar atau
kecil, atau melarang anak saat bepergian. Selain itu tindakan seperti
ini juga dapat membuat anak trauma akan suatu hal.
- Komunikasi yang efektif untuk Toilet Training
1. Komunikasi
saat anak mudah untuk tersugesti
¨ Ketika
anak menjelang tidur atau menjelang bangun
¨ Ketika
anak lagi asyik bermain dan menonton TV
¨ Ketika
anak sedang melamun
¨ Ketika
anak sedang menangis atau marah
2.
Perhatikan
teknik komunikasi pada anak
· Dengan
kata-kata yang positif
· Diulang-ulang
· Hindari
kata “jangan” dan “tidak”
- TEORI MODEL
Teori
model yang kelompok gunakan adalah Teori
Model Konseptual Lingkungan (Florence Nightingale,1859)
Model
ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal
dengan istilah environmental
model.
Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat berupaya memberikan bantuan asuhan
keperawatan berupa pemberian udara bersih dan segar, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan , ketenangan dan nutrisi yang
adekuat
(
jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri yang tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model
konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangakan secara luas, paradigma
perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan
lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan yang
mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu
diperhatikan
Selain
itu kelompok juga menggunakan teori
dari Model Konseptual,Martha E. Rogers (1970)
Dimana
dalam model konseptual milik Martha E.Roger ini, manusia merupakan
satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang
berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya serta dapat
memengaruhi satu sama lain. Dalam proses kehidupannya, manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan
kata lain, setiap induvidu berbeda satu dengan yang lainnya. Konsep
Martha E.Rogers ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit.
Dengan demikian, teori ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi
perilaku yang ada dimasyarakat, dimana jika perilaku mereka baik maka
dapat menunjang kesehatan, tetapi sebaliknya jika perilaku mereka
kurang baik, maka akan menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas.
Dan
disini tugas dari perawat homecare adalah memberikan asuhan
keperawatan dengan berbagai inovasi (seninya) agar dapat merubah
setiap kebiasaan yang berbeda-beda dalam sebuah keluarga di rumahnya
menjadi kebiasaan yang mengarah ke perilaku baik agar dapat menunjang
kesehatan masyarakat.
(Wahit
iqbal M.; 2013).
BAB
3
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
- PENGKAJIAN
- IDENTITAS KLIEN
- Nama klien : Mokhammad Bima Putra Amar
- Tanggal lahir/umur : 18 Mei 2012
- Usia : 4 tahun
- Nama ayah : Mariyono
- Nama ibu : Muntiah
- Pekerjaan ayah : Wiraswasta
- Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
- Alamat : Dsn.Dalem, Ds.Ngumpak Dalem RT 03 RW 01, Kec. Dander, Kab. Bojonegoro
- No telephone : -
- Suku bangsa : Jawa
- Agama : Islam
- Pendidikan terakhir orang tua:
- Ayah : SD
- Ibu : SMP
- KELUHAN UTAMA
Ny.M
berkata “anak saya tidak bisa BAB di toilet, dan terbiasa BAB di
selokan depan rumah”
- RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
- Prenatal:
- Apakah ibu rutin melakukan prenatal care/ pemeriksaan kehamilan? Ibu rutin memeriksakan kandungannya ke Posyandu yaitu mulai umur kandungan 6, 14,18, 23, 26, 29, 32 minggu
- Apakah ada masalah dalam masa kehamilan?
Ibu
px., “Tidak ada.”
- Natal
- Berat badan waktu lahir? 2,2 kg
- Tinggi/panjang badan? 52 cm
- Apakah ada masalah waktu persalinan? Ibu px., “Tidak ada.”
- Post Natal
- Apakah ibu rutin melakukan post natal care?
Setiap
hari ada kunjungan dari bidan selama 1 minggu.
- Apakah ada masalah pada pasca persalinan?
Ibu
px., “Tidak ada.”
- RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU
- Penyakit yang di alami waktu kecil? Ya/Tidak?
Penyakit
demam (panas) beserta campak , berlangsung 4 hari. Saat anak berumur
4 tahun
setelah
mengikuti PIN pada tanggal 8 Mei 2016
- Apakah pernah dirawat di rumah sakit? Ya/tidak?
- Apakah pernah mengalami tindakan pembedahan/operasi? Ya/tidak?
- Apakah pernah mengalami kecelakaan/trauma? Ya/tidak?
- Apakah alergi terhadap obat-obatan yang digunakan? Ya/tidak?
- Apakah telah diimunisasi lengkap? Ya/tidak?
Kalau
YA,
jenis penyakit yang diderita?
Campak,
demam
- ADL (Activity Daily Living):
- Nutrisi: Makan 3 x sehari
- Istirahat-Tidur: tidur siang, tidur malam jam 20.00 WIB.
- Aktivitas: kegiatan sehari-hari bermain dengan temannya di halaman rumah ditemani dengan Ny.M. An.B juga terbiasa berinteraksi dengan kucing peliharaannya.
- Eliminasi: BAB lancar, hanya saja anak tidak mau BAB di toilet, melainkan lebih nyaman BAB di selokan depan rumah, dengan alasan lingkungannya kotor
- Personal Hygenie: Mandi 2x sehari.
- Kondisi Lingkungan:
Rumah
terdiri dari plester,
kurang
bersih,
rumah jauh
dengan jalan
raya, namun dekat dengan jalan perkampungan.
ada kandang
namun bersebelahan dengan tempat cuci piring,
pembuangan sampah di letakkan
dibelakang dan nantinya akan di bakar,
mempunyai pekarangan rumah yang berisi tanaman toga,
namun hanya kunyit.
- RIWAYAT KELUARGA
- Apakah anda anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit berat?
Ya/tidak
- GENOGRAM
(Terdiri
dari 3 generasi)
4
Keterangan
:
Penjelasan
:
- Pola Asuh :
An.
B usia 4 th, diasuh oleh kedua orang tua kandung. An. B adalah anak
ke 2 dari dua bersaudara. An. B dalam melakukan aktivitas sehari-hari
masih memerlukan bantuan dari orang tuanya, terutama oleh ibunya
yaitu Ny. M. An. B tinggal bersama Tn.M, Ny. M, dan kakaknya An.A.
- Pola komunikasi :
An.
B dekat dengan ibunya, yaitu Ny.M, sehingga pola komunikasi yang
dilakukan An. B tidak jauh dari Ny.M. selain itu hubungan An. B
dengan anak-anak lain dilingkungan sekitar rumahnya juga baik. Hal
ini terbukti banyak teman yang bermain dengan An.B, meskipu terkadang
masih di temani oleh Ny.M
- Pola Pengambilan Keputusan :
Pola
pengambilan keputusan, masih diatur oleh Ny.M, karena An. B masih
berumur 4 th, dan belum bisa mengambil keputusan sendiri.
- PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum/ penampilan:
Penampilan
memakai kaos dalam dan celana yang
sesuai dengan bajunya,
sudah
mandi, warna kulit sawo matang, rambut warna hitam lurus, rambut
terpotong pendek, kulit kepala bersih.
- TTV:
- TD: 90/60 mmHg
- BB: 16
- TB: 95 cm
- RR: 21 x/menit
- N: 85 x/menit
- Suhu: 36,5 oC
- Sistem pernapasan:
Pergerakan
dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu napas, tidak ditemukan
suara tambahan (whezzing, ronkhi) saat pengkajian, tidak terdapat
napas cuping hidung.
- Sistem kardiovaskuler:
Nadi
normal (85x/mnt),
kuat,
reguler
teratur.
Tidak ada pembesaran vena jugularis.
- Sistem pencernaan:
Tidak
ada keluhan sakit dibagian perut. Tidak ada lesi atau bekas luka di
perut. Tidak ada nyeri tekan perut. Tidak ada asites perut.
Tidak ada keluhan konstipasi pada anak. BAB anak lancar.
- Sistem perkemihan:
Tidak
ada keluhan atau gangguan saat berkemih.
BAK anak lancar
- Sistem persyarafan:
Tidak
ada keluhan dalam system persyarafan (penglihatan, pendengaran,
pembauan)
- Sistem endokrin:
Kelenjar
tiroid normal, reflek menelan normal.
- Sistem integument:
Kulit
lembab, turgor kulit baik, tidak ada ruam pada kulit.
- Sistem musculoskeletal:
E
kstremitas
lengkap, tidak ada kelainan bentuk kaki dan tangan, jari kaki dan
tangan lengkap 10-10, kekuatan tonus ototnya (dapat melawan tahanan
yang diberikan)
5 5
5 5
- RIWAYAT OBAT
- Sanmol sirup
- Pintrakol
- ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
(sesuai dengan PSMM)
|
Masalah
Keperawatan
|
1.
|
DS
: Ny.M
berkata “ anaknya, tidak BAB/BAK di toilet. Ny. M juga
mengatakan anaknya lebih nyaman buang air besar di selokan depan
rumah”
DO:
An.B BAK di samping rumah
|
Lingkungan
toilet kurang bersih
↓
An.B
tidak bisa buang air besar di Toilet
↓
An.B
lebih nyaman BAB di selokan depan rumah
↓
Kurangnya
motivasi keluarga
↓
MK
: Defisit Perawatan Diri ; Eliminasi
|
Defisit
Perawatan Diri : Eliminasi
|
2
|
DS
: Ny.M
mengatakan memiliki 3 piaraan kucing
DO
: An.B
Nampak bermain dengan 3 kucingnya
|
Tidak
adanya kandang khusus kucing
↓
3
kucing berkeliaran
↓
An.B
sering berinteraksi dengan kucing dan lingkungan
↓
Meningkatkan
pajanan mikroorganisme
↓
Resiko
kontaminasi
|
Resiko
Kontaminasi
|
Prioritas
Diagnosa:
- Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan
- Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nama : An. B
- Kepala keluarga : Tn. M
No
|
Tanggal
diagnosis
|
Masalah
keperawatan
|
Pemberi
asuhan
|
1.
|
16
Juni 2016
|
Defisit
Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di
tandai dengan An.B BAB di selokan.
|
Mahasiswa
|
2.
|
26
Mei 2016
|
Resiko
kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
|
Mahasiswa
|
- INTERVENSI KEPERAWATAN
No
|
Masalah
keperawatan
|
Tujuan
/kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Pemberi
asuhan
|
1.
|
Defisit
Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di
tandai dengan An.B BAB di selokan
|
Tujuan
:
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan (berupa modifikasi lingkungan
toilet) kurang lebih 1x TM diharapkan An.B mampu BAB dan BAK di
toilet
KH
:
|
|
|
Mahasiswa
|
2.
|
Resiko
kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
|
Setelah
dilakukan tindakan 1xTM diharapkan anak terhindar dari resiko
kontaminasi
KH
:
|
|
|
Mahasiswa
|
- IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
-
NoMasalah keperawatanImplementasiTanggal / waktuPemberi asuhan1
Defisit Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di tandai dengan An.B BAB di selokan
- Memotifasi keluarga untuk modivikasi lingkungan toilet (mengganti dinding toilet yang awalnya rusak menjadi seng)
- Memodivikasi lingkungan toilet dengan memberikan poster/ gambar mobil-mobilan pada dindingnya, dan memberikan ikan hias pada bak air toilet)
- Mendongeng tentang tokoh anak yang rajin untuk BAB/BAK di toilet dengan menggunakan boneka
- Memberikan penyuluhan tentang toilet training dan mengajak ibunya untuk belajar komunikasi parenting agar anak tertarik untuk BAB/BAK di toilet.
30 Juni 2016
30 Juni 2016
25 Juni 2016
25 Juni 2016Mahasiswa2Resiko kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)- Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dengan menggunakan 6 langkah cuci tangan
- Memberikan penyuluhan tentang penyakit hewan peliharaan
25 Juni 2016Mahasiswa
- EVALUASI KEPERAWATAN
No
|
Masalah
keperawatan
|
Evaluasi
|
Tanggal
/ waktu
|
Pemberi
asuhan
|
1
|
Defisit
Perawatan Diri : Eliminasi b/d kurangnya motivasi keluarga di
tandai dengan An.B BAB di selokan.
|
DS
: Ny.M
berkata “ anaknya, tidak BAB/BAK di toilet. Ny. M juga
mengatakan anaknya lebih nyaman buang air besar di selokan depan
rumah”
DO:
An.B BAK di samping rumah
Setelah
dilakukan tindakan :
|
16
Juli 2016
|
Mahasiswa
|
2
|
Resiko
kontaminasi b/d peningkatan pajanan mikroorganisme (pada kucing)
|
DS
: Ny.M
mengatakan memiliki 3 piaraan kucing
DO
: An.B
Nampak bermain dengan 3 kucingnya
Setelah
dilakukan tindakan :
|
|
Mahasiswa
|
BAB
4
PEMBAHASAN
Pada
hari Kamis, 16 Juni 2016 tepat pukul 14.00 WIB, kelompok kami yang
berjumlah 3 orang melakukan pengkajian kepada keluarga binaan kami.
Keluarga tersebut adalah keluarga dari pasangan Tn. M dan Ny.M dan
fokus binaan kami adalah An.B usia 4 th, yaitu anak kedua dari Tn.M .
Tujuan dari pengkajian tersebut adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas III dan Homecare serta mengetahui dan
merumuskan masalah yang ada dalam keluarga binaan kami.
Dalam
pengkajian tersebut kelompok kami menemukan sebuah masalah penting
yang perlu untuk kelompok tangani. Masalah yang pertama mengenai
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), dimana anak dari keluarga Tn.M
ini tidak terbiasa untuk BAB/BAK di toilet, dan lebih nyaman BAB di
selokan depan rumah dan BAK di samping rumah. Masalah lain, adalah
keluarga Tn.M memiliki hewan peliharaan berupa tiga ekor kucing yang
di biarkan berkeliaran. Bahayanya An.B sering kontak langsung dengan
kucing-kucingnya dan hal tersebut dapat beresiko untuk terkena
Toksoplasmosis yang di akibatkan oleh kucing.
Disinilah
kelompok kami memberikan intervensi (rencana keperawatan) yang dapat
menunjang peningkatan perilaku hidup bersih sehat. Kelompok kami
dalam memberikan intervensi dan implementasi, selalu didasarkan pada
konsep teori yang sesuai. Dimana kami menggunakan konsep teoiri dari
Florence yang di kenal dengan konsep lingkungannya. Dalam konsep ini,
kelompok mengaplikasikannya dalam bentuk modifikasi lingkungan toilet
agar An.B mau untuk BAB/BAK di toilet. Modifikasi yang kami berikan
adalah sebagai berikut : Memberikan motivasi pada orang tua untuk
modifikasi lingkungan toilet (mengganti dinding toilet yang awalnya
rusak menjadi seng), memodivikasi lingkungan toilet dengan memberikan
poster/ gambar mobil-mobilan pada dindingnya, dan memberikan ikan
hias pada bak air toilet).
Tidak
hanya Florence, kelompok juga menggunakan model konsep teori dari
Martha E. Rogers (1970) yang terkenal dengan konsep Manusia sebagai
unit. Konsep teori ini memaparkan mengenai seni atau cara untuk
mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi perilaku yang lebih
sehat. Seni yang dimaksud adalah memberikan asuhan keperawatan dengan
berbagai inovasi agar dapat merubah setiap kebiasaan yang
berbeda-beda dapat menjadi kebiasaan yang mengarah ke perilaku baik
agar dapat menunjang kesehatan masyarakat. Seni tersebut adalah seni
mendongeng, tentang tokoh anak yang rajin untuk BAB/BAK di toilet
dengan menggunakan boneka. Metode boneka tersebut bertujuan untuk
menarik anak yang awalnya takut ke toilet menjadi tidak takut lagi.
Selain itu kami juga memberikan penyuluhan tentang toilet training
dan mengajak ibunya untuk belajar komunikasi parenting agar anak
tertarik untuk BAB/BAK di toilet.
Setelah
tindakan yang kami berikan pada keluarga Tn.M,
kelompok mengevaluasinya dan didapatkan data sebagai berikut :
Keluarga mau untuk memperbaiki lingkungan toilet yang awalnya
berdinding kepang menjadi berdinding seng, An.B juga mau untuk BAB
dan BAK di toilet, dan tidak lagi BAB di selokan depan rumah, Orang
tua dari An.B ikut menyemangati An.B. selain itu, Anak maupun orang
tua dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang benar (6 langkah),
Orang tua lebih mengerti penyakit dari hewan peliharaannya (kucing).
BAB
5
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari
hasil study kasus dapat kita simpulkan bahwa, toilet training
merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam
melakukan buang air kecil dan buang air besar di toilet. Dari hasil
evaluasi yang telah kelompok dokumentasikan, bahwa implementasi yang
kelompok berikan sekitar 80 % telah berjalan sesuai intervensi yang
ada.
Dimana
modifikasi lingkungan dengan memberikan sesuatu yang menarik pada
toilet serta metode dongeng/ bercerita dengan boneka merupakan metode
yang cukup efektif untuk melatih toilet training pada anak.
- SARAN
Semoga
studi kasus ini dapat bermanfaat bagi para ibu yang ingin mengajarkan
pada anak mereka mengenai toilet training. Selain itu dengan adanya
studi kasus ini, dapat memberikan motivasi tenaga kesehatan untuk
melakukan inovasi lain mengenai toilet training. Semoga bermanfaat,
Terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
- Wilkinson,. Nancy. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.E/9.Jakarta:EGC
- Rizki. Lintang.2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja untuk Tenaga Kesehatan, Pelajar/Mahasiswa, dan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika
- Aziz,A. 2012 Pengantar Ilmu Keperawatan 1.Jakarta: Salemba Medika
- Iqbal, Wahid.Chayatin,Nurul. 2009.ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.Jakarta : Salemba Medika
- Iqbal.Chayatin. 2013.Ilmu Keperawatan Komunitas : Pengantar dan Teori.B/1.Jakarta : Salemba Medika