Rabu, 25 Desember 2013

sri ernawati,( 01314055 ) Tugas Isbd ( Tugas Tahun Baru )Pak Alfa



Sri ernawati   ( 01314055 )
S1 keperawatan / smt 1 / b

“MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL”


STIKES ICSADA BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2013-2014
Jalan Dr.Wahidin 68A, Telp. ( 0353 ) 89 333 7




 
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberi petunjuk dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial” Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, dukungan moril maupun materi dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Alfa Yanuar,  selaku dosen pembimbing dan kepada teman-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukan sehinnga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.


Bojonegoro, 24 Desember  2013

Penyusun







BAB I
Pendahuluan

A.   Latar belakang
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau makhluk individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi.  Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya.










  1. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud manusia sebagai individu dan makhluk sosial ?
2.      Bagaimana cara membedakan manusia sebagai individu dan makhluk sosial ?
3.      Bagaimana seseorang bisa menjalankan kedua status tersebut, yaitu dengan menjadi seorang individu dan juga sebagai seorang makhluk sosial ?
  1. Tujuan
1.      Mengerti dan memahami akan pengertian dari manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2.      Bukan sekedar mengerti, tapi juga bisa membedakan secara lebih rinci akan perbedaan manusia sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial
3.      Berharap kita sebagai manusia dapat menempatkan diri kita sesuai dengan peran kita.yaitu menempatkan peran kita sebagai seorang makhluk individu yang mandiri, serta mampu berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sebagai makhluk sosial.


















BAB II
Landasan Teori

  1. Pengertian

1.Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
Unsur dorongan naluri tidak kalah pentingnya untuk di pahami. Dorogan naluri adalah sesuatu yang selalu ada pada setiap manusia atau dengan kata lain merupakan sumber bahwa darilahir dengn tampa memperoleh
pengetahuan apapun sebelumnya. Ada beberapa macam dorongan yang perlu diketahui yaitu :
1.      Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2.      Dorongan sex
3.      Dorongan untuk mencari makan.
4.      Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.

5.      Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
6.      Dorongan untuk berbakti.
7.      Dorongan akan keindahan.

2.Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Faktor Faktor Yang Mendorong Manusia Hidup Bersama :
  1. Adanya dorongan seksual yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.
  2. Adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah seibu tidak bisa atau sebegai makhluk lemah. Karena itu mendesak atau mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain sehingga mereka berlindung bersama sama dan mengejar kebutuhan hidup sehari hari.
  3. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, kesamaan nasib, kesamaan keyakinan/cita cita serta kesamaan kebudayaan.

Pentingnya interaksi bagi hubungan sosial manusia
 Dinamika Interaksi Sosial
     Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.

Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
  1. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
  2. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain.

Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:
  1. Bentuk Interaksi Asosiatif
Kerja sama (cooperation).
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
  • Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih  Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari terjadinya goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
  • Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
  • Akomodasi (accomodation)

Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya :
  • Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
  • Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
  • Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
  • Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan yang ada.
  • Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
  • Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentinganmempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.

Ø  Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.
Ø  Bentuk Interaksi Disosiatif.
Ø  Persaingan (competition).
Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
Ø  Kontraversi (contaversion).
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

3). Pertentangan (conflict).

Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentangan politik.

*      Sosialisasi.

Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.

*      Bentuk dan Pola Sosialisasi

Bentuk-bentuk Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
Pola-pola Sosialisasi

Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.
Masyarakat dan Komunitas
Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
Masyarakat Setempat (community)

Masyarakat setempat menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.
Masyarakat Multikultural
Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan, multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.
Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara dan Kehidupan Global Problematika yang muncul dari keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu: kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing. Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka ragam.

*      Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu

Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
      Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
 Kita semua berharap pada setiap perubahan jaman yang akan mewujudkan harapan dan cita-cita setiap individu sebagai personalitas dan masyarakat sebagai komplementer. Karena terwujudnya suatu tatanan kehidupan yang harmonis dalam suatu lingkungan yang damai adalah harapan setiap insan di dunia dan meskipun dengan meniadakan sama sekali terjadinya konflik adalah suatu hal yang tidak mungkin disebabkan banyaknya kepentingan individu (egoistis, atomistis) dalam mencapai tujuannya dan individu didalam suatu masyarakat (kolektivistis) terkadang memungkin terjadinya konflik dan penyerapan konflik diupayakan melalui hasrat yang bersifat mengatur atau menjaga keseimbangan karena apabila tidak suatu fungsi yang mengatur atau menjaga keseimbangan maka kedua kepentingan tersebut akan tidak dapat dikendalikan.






BAB III
Pendapat Saya

Manusia sebagai individu
Manusia sebagai individu adalah manusia yang dilihat dari segi personal manusia itu sendiri. Dimana manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk menunjang kehidupannya. Manusia dalam lingkup ini dinilai sebagai seseorang yang mandiri, memenuhi kebutuhannya sendiri,seperti makan, minum, rasa bahagia, atau mungkin menyimpan suatu rahasia.
Manusia sebagai seorang individu selalu berusaha menyelesaikan semua masalahnya sendiri, dan sebisa mungkin,tidak melibatkan orang lain dalam masalahnya tersebut.Maka dari itu manusia di sebut sebagai individu tertutub.Dalam kondisi seperti ini seseorang akan jauh lebih tertutup dari orang lain. Bukan berarti manusia pada posisi seperti ini dia tidak membutuhkan bantuan dari orang lain, tapi dalam kondisi seperti ini manusia berusaha  menyimpan suatu rahasia yang mungkin tidak bisa diketahui oleh orang lain. Seseorang akan menjaga rahasia yang dia miliki, agar rahasia itu tidak diketahui oleh orang lain, bahkan orang terdekatnya.
Seseorang dalam kondisi seperti ini cenderung lebih kritis,dan memiliki tingkat percaya diri  yang tinggi. Dalam posisi ini seseorang cenderung lebih memiliki pemikiran kedepan. Yaitu dengan memikirkan tujuan hidupnya, seperti cita-cita, prestasi, serta kualitas baik secara skill maupun intelektual. Termasuk aktualisasi diri ( pencarian jati diri ). Dalam posisi seperti inilah  manusia mendapatkan penghormatan dari orang lain. Bukan hanya penghargaan melalui pemberian reward akan sesuatu yang telah dia hasilkan, tetapi seseorang dalam kondisi seperti juga mendapatkan rasa penghormatan dari orang lain melalui sikap dan statusnya. Yaitu dengan sikap dan perilaku orang terhadap kita sebagai seorang individu. Seperti misal : atasan dan Bawahannya.
Seorang atasan akan jauh lebih dihargai dan di hormati oleh orang lain dari pada seorang bawahan. Hal ini di karenakan seseorang itu memandang dari segi status sosialnya.
Seseorang sebagai individu bebas berkarya, dengan menciptakan sesuatu yang mungkin dapat berguna bagi dirinya sendiri dan orang banyak.
Manusia sebagai makhluk sosial

Selain manusia sebagai seorang individu, sesuai dengan kodratinya manusia juga dikatakan makhluk sosial, yang mana setiap langkah dan kehidupannya tidak lepas dari orang lain. Manusia sebagai seorang individu juga membutuhkan bantuan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sekalipun, individu membutuhkan orang lain.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan membutuhkan bantuan orang lain. Dalam kehidupan nyata manusia selalu melakukan interaksi dengan manusia lain, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.baik itu di sengaja maupun tidak sengaja. Baik verbal maupun non verbal.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti makan , minum , rasa bahagia. Memang secara logika manusia mendapatkan semua itu, karena dia berdiri sebagai seorang individu, tapi disisi lain manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebagai seorang individu, manusia membutuhkan seorang partner yang bias di ajak kerja sama.
Dalam kehidupan sosialnya manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk berinteraksi dengan orang lain, salah satunya yaitu karena manusia TIDAK BISA HIDUP TANPA ORANG LAIN. Sebagai contoh ;
“ Seseorang yang dia memiliki segalanya, dia memiliki banyak uang , dia memilki rumah mewah, dia memliki jabatan tinggi, dia disegani dan dihormati orang, tapi saying dia tidak memiliki teman ataupun orang terdekat yang bias di ajak berbagi. Secara kasat mata orang tersebut mungkin bahagia dengan semua yang apa dia miliki, tapi di lihat secara manusiawi, seseorang tersebut tidak bahagia. Karena apa ? karena dalam kehidupan manusia butuh yang namanya kebahagiaan batiniah. Yaitu dengan saling mengasihi dan menyayangi antar sesama maupun lawan jenis. Maka dari itu seseorang sebagai individu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan yang bersifat duniawi (material), penghargaan dari orang lain, pemberian status dan peran, serta kebutuhan yang bersifat Psikologis ( rasa bahagia, mencintai dicintai,sedih, senang,dll).

DAFTAR PUSTAKA

- http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
- http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
- Gazalba, srdi. 1967. Kebudayaan sebagai ilmu.Djakarta ; pustaka setia
- H. M. Arifin noor. 1997. Ilmu sosial dasar.Bandung ; cv. Pustaka setia
- Hartomo, Anircun aziz. 1997. Ilmu sosial dasar.Jakarta ; Bumi aksara